Jumat, 06 Agustus 2010

Bab III Amrullah Ahmad (Hidayat)

BAB III

BIOGRAFI AMRULLAH AHMAD

Suatu pemikir tidak pernah lahir dari ruang hampa, ia muncul kepermukaan sebagai refleksi dari setting sosial yang melingkupinya. Sedemikian besar pengaruh kondisi sosial terhadap pemikiran seseorang, sehingga wajar jika dikatakan pendapat atau pemikiran seseorang dan bahkan kebijakan dari suatu otoritas politik merupakan buah dari jamannya. Pernyataan diatas sesuai dengan tesis sosiologinya Ibn Khaldun dalam kitab monumentalnya “mukaddimah”, sebagaimana dikutip oleh M. Aunul Abide Syah, dalam buku “Islam Garda Depan” , mengatakan bahwa “Al-Rajul Ibn Bi’atihi”, (seseorang adalah anak zaman dari lingkungannya).[1]

Berpijak dari teori sosiologisnya ibn khaldun diatas, penulis akan menelusuri latar belakang dan aktifitas kehidupan Amrullah Ahmad, yang meliputi, sejarah kehidupan, jenjang pendidikan, karir akademik, aktifitas keilmuan dan konsern utama pemikirannya.

A. Sejarah Singkat dan Riwayat Pendidikan Amrullah Ahmad

Bagaimanapun, sebuah pemikiran tidaklah lahir dari ruang yang hampa. Penulisan riwayat hidup seseorang, apalagi seorang tokoh yang berpengaruh, haruslah mampu menangkap sistem interaksi. Sistem ini merupakan proses dialektika seorang tokoh dengan kondisi zaman dimana dia hidup. Dan arah pemikiran seorang tokoh akan sangat dipengaruhi oleh proses dialektis antara dia dengan data-data kenyataan-kenyataan empiris yang ada.

Interaksi merupakan sarana hubungan yang fundamental antara hidup dan sejarah. Demi alasan tersebut, maka penulisan riwayat hidup akan dapat menunjukan sifat interaksi antara perbuatan seseorang dengan kenyataan sosial budaya yang mengitarinya, dan mendiskripsikan bagaimana interaksi tersebut terjadi.

Amrullah Ahmad adalah salah satu dari sekian tokoh pemikir yang memiliki nama besar dibidang dakwah di Indonesia. Pemikirannya banyak memberikan warna bagi pergulatan ilmiah, khusunya kajian dakwah di Indonesia. Corak pemikirannya yang memberikan nafas pembaharuan sangat berkaitan dengan sejarah hidupnya.

Pada tanggal 5 Oktober tepatnya pada tahun 1954 beliau dilahirkan di Banjarnegara Jawa bagian Tengah. Ayahnya, KH. Ahmad Mudjamil, Ibunya bernama Syari’ah. Amrullah Ahmad adalah anak pertama dari tujuh bersaudara.

Pemikiran beliau menganai dakwah sejak beliau masuk jenjang pendidikan Sarjana Ilmu Dakwah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga (lulus dengan predikat sarjana teladan) pada tahun 1979), dengan bekal Sarjana Dakwah beliau juga menimba ilmu di Universitas Gajah Mada Jogjakarta dengan Konsentrasi Studi Sarjana Filsafat (UGM) Jogjakarta, lulus dengan predikat Cumloude, pada tahun 1982. Selang berapa tahun kemudian beliau melanjutkan gelar doktor di Universitas Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulus pada tahun 2008.

Amrullah Ahmad adalah aktifis dakwah dan dosen dakwah IAIN Sunan Kalijaga pada tahun (1982-1987), Dosen Fakultas IAIN Syarif Hidayatullah (1993-2000), Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Djuanda Bogor (1997-1999), Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan pembantu dekan bidang Akademis Fakultas Studi Islam Universitas Djuanda (1995-1997), beliau adalah ketua tim penyusun kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN (Depag RI, 1994).[2]

B. Aktivitas dan Karir Amrullah Ahmad

Pada tahun 1969-1970, beliau menjadi ketua umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Banjarnegara 1971-1972 Jawa Tengah. Dan Ketua HMI Badan Koordinasi Jawa bagian Tengah 1979-1981. Kemudian Pada tahun 1982-1987, beliau menjadi Dosen Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga. Sembari beliau menjadi dosen dakwah beliau juga masih aktif dalam bidang pendidikan sosial-kemasyarakatan yaitu menjadi ketua dewan pengkajian lingkaran studi dan karya pengembangan pedesaan (LSKKP) Yogyakarta (1984-1985).

Amrullah Ahmad mendalami sistem Dakwah Islam sejak ia masuk kuliah sarjana dakwah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 1979 dengan melakukan penelitian ilmiah kajian dakwah dengan judul skripsi “Dakwah Islam dan Perubahan Sosial di Indonesia, Studi Terhadap Lima Lembaga Dakwah Tingkat Nasional: NU, Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islam Dindonesia, Masjid Salman ITB dan PTDI”. bekal pendidikan selama kuliah disana telah mengajarkannya untuk berfikir kritis, dan sifat peduli pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Sikap demikian, merupakan ciri yang paling menonjol dari pendidikan lainnya. Sehingga para mahasiswa terlatih untuk berfikir komparatif dan komprehensif tentang wacana dakwah di daerah sekitar.

Suasana edukatif yang demikian, ditambah lagi minatnya untuk mengembangankan visi dakwah Islam di dalam kehidupan sosial terbukti kemudian melanjutkan studi filasafat di Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan judul skripsi “Nilai-Nilai Keadilan dalam al-Qur’an” dan gelar pasca sarjana doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Karya Disertsinya yang berjudul Sistem Dakwah Islam (Analisa Dakwah Nabi Muhammad Saw). Telah memberikan kecenderungannya untuk mengkaji dakwah Islam lebih dalam, lewat filosofi analisa dakwah Nabi Mauhammad Saw.[3]

Pengembangan wacana beliau dalam organisasi masih terus bergulir ketika menjadi Ketua Majelis Syura Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebuah badan permusyawaratan organisasi HMI pada tingkat pusat (1986-1988). Ketua Umum PP Syarikat Islam (1999-2004-2009), Ketua Umum Harakah Dakwah Islam Indonesia (HADII) sejak 2007-sekarang, dan Pimpinan Proyek Penyusunan Peta Dakwah Nasional Majelis Ulama Indonesia (sejak 2004) dan Sekertaris MUI Pusat Jakarta 2005-2010. Wakil Ketua Komite Penanggulangan Pemurtadan MUI, anggota Dewan Pengawas Syari’ah The Royal Bank of Scotland Islamic Banking, banyak menulis makalah dan desain kegiatan mengenai dakwah dan pengembangan masyarakat[4].

C. Karya Ilmiah Amrullah Ahmad

Sebagai seorang doktor, Amrullah Ahmad telah banyak melahirkan karya-karya ilmiah yang tersebar diberbagai media maupun dalam bentuk buku-buku, dan banyak dijadikan referesi dalam kajian dakwah. Diantara yang sudah berbentuk buku dan karya ilmiah lainnya.

Dalam hal ini penulis tidak mendapatkan data yang lengkap sehingga penulis hanya dapat menyebutkan karya-karya Amrullah Ahmad sebagai berikut:

1. Amrullah Ahmad, (Ed), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial (Seminar dan Diskusi), (Yogyakarta: PLP2M), 1983.

2. Amrullah Ahmad, Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Gema Insani Press), 1996.

3. Amrullah Ahmad, Makalah, Konstruksi Keilmuan Dakwah dan Pengembangan Jurusan-Konsentrasi Studi, Unit Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, (Semarang 19-20 Desember), 2008.

4. Amrullah Ahmad, Dakwh Islam sebagai Ilmu Sebuah Kajian Epistimologi dan Struktur Keilmuan Dakwah, “Makalah tidak dipublikasikan” 1993.

5. Amrullah Ahmad, Sistem Dakwah Islam “Analisa Terhadap Dakwah Nabi Muhammad Saw, Desertasi tidak dipublikasikan, Jakarta: 2008.

6. Menulis buku “Fiqih Harakah Syarikat Islam”, sebuah buku yang disahkan oleh majelis tahkim Syarikat Islam / kongres Nasional Syarikat Islam ke-38 pada 26-28 Maret 2004, sebagai buku pedoman pengembangan tauhid, idiologi dan harakah Syarikat Islam dalam bidang pendidikan, ekonomi dan Syiasyah Islamiyah sebagai rujukan wajib sekolah dan Perguruan Tinggi Syarikat Islam dan pengkaderan Syarikat Islam, 2001.

7. Amrullah Ahmad, ketua tim penyusun buku, Prospek Hukum Islam dalam Rangka Pembinaan Hukum Nasional di Indonesia: sebuah Kenagan 65 tahun Prof. H. Bustanul Arifin, SH, PP IKHA, 1994.

8. Menulis buku, “Teori dan Metodologi Pengembangan Masyarakat KIP/MHT, Jakarta, 1993.

9. Menulis buku, Metodologi Perencanaan Partisipatip Program Kebaikan Kampung, KIP/MHT Jakarta, 1993.

10. Menuli Buku, Kerangka dasar Masalah Paradigma Pendidikan Islam dan Kerangka Maslah Perguruan Tinggi Islam: sebuah ikhtiar mencari pola alternative, kasus IAIN” dalam Muslih Usa, (ed) pendidikan Islam di Indonesia, Tiara Wacana, 1991.

11. Amrullah Ahmad, Metodologi Seminar Dakwah Islam, MASTIDA Yogyakarta, 1987.

12. Amrullah Ahmad, Co.Ed., Perspektif Islam Dalam Pembangunan Bangsa, PL2PM, Yogyakarta, 1985.

13. Amrullah Ahmad, Co.Ed., Pendidikan Muhammadiyah dan Perubahan Sosial, PL2PM, Yogyakarta, 1985.

14. Amrullah Ahmad, Co.Ed., Islamisasi Ekonomi Sketsa dan Prospek Gerakan Perekonomian Islam, PL2PM, Yogyakarta, 1985.

15. Amrullah Ahmad, bersama Lukman Hakim, Ed., Perspektif Ketegangan Kreatif dalam Islam, PL2PM, Yogyakarta, 1985.

16. Makalah, “Mencari Format Strategi Dakwah Islam yang Antisipasif Terhadap Gerakan Neo-Liberalisme di Indonesia, (Yayasan Pesantren Budi Mulia Jogjakarta, pimpinan Prof. Dr. M. Amin Rais) makalah disampaikan utnuk pelatihan tokoh gerakan dakwah kampus Perguruan Tinggi se-Indonesia, makalah disampaikan pada Iktikaf Ramadhan sebanyak lima kali dalam bulan Ramadhan, 2009.

17. Menulis makalah, “Sistem Dakwah Islam” disampaikan dalam diskusi dosen-dosen dakwah IAIN Raden Intan Bandar Lampung pada 19 Desember 1996.

18. Menulis makalah, “Kerangka Epitimologi Sistem pendidikan Fakultas Dakwah-Jurusan, Metode dan Kurikulum”, disampaikan pada bertemuan antar para pakar ilmu dakwah dan para dekan fakultas dakwah IAIN se-Indonesia, di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 17 Mei 1994. Makalah ini kemudia diterima sebagai system pendidikan Fakultas Dakwah Nasional dan menjadi kerangka epistimologi metodologis kurikulum Nasional Fakultas Dakwah 1994.

19. Menulis “Gerakan Kristenisasi dalam Perspektif al-Qur’an dan Sunnah” disampaikan pada seminar dan lokakarya Nasional Antisipasi Gerakan Kristenisasi di Indonesia, MUI Pusat, 2009.

20. Menulis makalah “Gerakan Perang Pamikiran (al-Ghozw al-Fikri) Tentang Global Umat Islam” disampaikan pada acara dialog pimpinan syarikat Islam Jawa Tengah di Banjarnegara 28 Agustus 2005.

21. Menulis Makalah “Politik Islam dalam Perspektif Epistimologi Islam” Kajian Fiqh Siyasah KAMMI Yogyakarta, 29 Agustus 2005.

22. Menulis makalah “Tentang Kapitalisme Global dalam Perspektif Gerakan Islam”, disampaikan pada kuliah perdana Sekolah Tinggi Islam dan Ekonomi, Bekasi, 3 September 2005.

23. Menulis makalah “Berkaca dengan al-Qur’an Parameter Kebangkitan dan Kemunduran Gerakan Islam di Dunia Muslim”, disampaikan pada pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Syarikat Islam Periode 2004-2009.

24. Menulis makalah “Dakwah Islam Menghadapi Tantangan Kalitalisme Global dalam Abad ke 21”, disampaikan pada Kongres Umat Islam ke IV, Majelis Ulama Indonesia pada 29 Juli 2005.

25. Menulis makalah “Usul Penyempurnaan Wawasan MUI” sebagai materi Musyawarah Nasional MUI ke VII pada 27-29 Juli 2005.

26. Menulis makalah “Usul Penyempurnaan Pedoman Dasar dan Pedoman Rumahtangga MUI”, sebagai bahan materi Musyawarah Nasional MUI ke VII pada 27-29 Juli 2005.

27. Menulis makalah “Rancangan Rekomendasi dan Tausyiyah Nasional Munas MUI ke VII” sebagai bahan materi Musyawarah Nasional MUI ke VII pada 27-29 Juli 2005.

28. Menyusun “Kerangka Acuan Musyawarah Nasional MUI ke VII pada 27-29 Juli 2005.

29. Menulis Makalah “Visi dan Misi Syarikat Islam dalam Kehidupan Bermayarakat, Berbangsa dan Bernegara”, disampaikan pada Musyawarah Nasional Pendidikan dan Ekonomi Syarikat Islam di Yogyakarta 25 Agustus 2005.

30. Menulis makalah “Fiqih Harakah Islamiyah Sebuah Kerangka Sistem Pembangunan Kembali Syarikat Islam”, disampaikan pada pelatihan Dasar Kepemimpinan Angkatan Muda Syarikat Islam (AMSI) Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggal 4-6 Mei 2001.

31. Menulis makalah “Membangun Kembali Bangsa dan Negara dengan Jalan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT”, disampaikan pada Iftitah Pembukaan Musyawarah Wilayah Luar Biasa Syarikat Islam Wilayah Samarinda Kalimantan Timur tanggal 5 April 2001.

32. Menulis makalah “Mukadimah Anggaran Dasar, Visi dan Misi Badan Rekonsiliasi Nasional (BRN)”, disampaikan pada Rapat Pembentukan Badan Kurikulum Nasional, tanggal 10 Maret 2001.

33. Menulis makalah “Sistem Dakwah Muhammadiyah, Sebuah Kajian Terhadap Sistem Dakwah Jama’ah”, disampaikan pada lokakarya agenda penelitian tentang Muhammadiyah, Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan pengembangan PP Muhammadiyah, Solo: tanggal 24 Februari 2001.

34. Menulis naskah Pokok-pokok Pikiran Majelis Ulama Indonesia tentang Amandemen UUD 1945, sebuah naskah yang ditulis atas penugasan rapat pimpinan MUI Pusat sebagai bahan untuk dengar pendapat dengan PAH I MPRRI pada 29 Februari 2000.

35. Menulis makalah “Tujuan dan Sandaran Pergerakan Syarikat Islam Perspektif al-Qur’an dan Sunnah dalam Negara Nasional”, disampaikan pada Silaturahmi Nasional Ulama dan Cendekiawan Syarikat Islam ke I di Pamekasan Madura 19 September 1999.

36. Menulis makalah “Bimbingan dan Penyuluhan Islam dalam Perspektif Psiko-terapi Islam”, disampaikan dalam seminar penyuluhan Islam yang diselenggarakan IAIN Walisaongo Semarang, 8 Februari 1999.

37. Menulis makalah “Pandangan Dunia Tauhid dalam Masyarakat Madani yang berkualitas Khaera Ummah”, disampaikan pada Forum Pengkajian Islam karyawan PT PLN Kantor Pusat Jakarta, Ramadhan 1419 H di Cisarua Bogor.

38. Menulis artikel “Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Muhammad Iqbal sebagai Filosof, Ideologi dan politisi Muslim”, dimuat dalam majalah Kalam Jurnal Studi-studi Islam dan Kemasyarakatan No. 2 Voll II, 1997.

39. Menulis makalah “Metode Praktikum Mata Kuliah Kepemimpinan Dakwah”, disampaikan pada diskusi Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 15 Mei 1997.

40. Menulis artikel “Pembaharuan Pemikiran Islam Transformatif Hasan Hanafi”, dimuat dalam majalah Kalam Jurnal Studi-studi Islam dan Kemasyarakatan No. 2 Voll I, Mei 1997.

41. Menulis makalah “Teknik Pengembangan Komunitas Muslim”, disampaikan pada Diskusi Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 10 April 1997.

42. Menulis makalah “Model Dakwah dalam Masyarakat Kota”, disampaikan pada Diskusi Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 10 April 1997.

43. Menulis makalah “Sejarah Teori Dakwah Sebagai Ilmu”, disampaikan pada Diskusi Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 7 Februari 1997.

44. Menulis makalah “Sejarah Pers Dakwah”, disampaikan pada Diskusi Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 15 Januari 1997.

45. Menulis makalah “Aksiologi Dakwah sebuah Kajian Dakwah dengan Pendekatan Filsafat Islam”, disampaikan pada diskusi Dosen Fakultas Dakwah Walisongo Semarang pada tanggal 28 Desember 1996.

46. Menulis makalah “Sistem Metode dan Teknik Dakwah”, disampakan pada diskusi Dosen Fakultas Dakwah Walisongo Semarang pada tanggal 21 November 1996.

47. Menulis makalah “Keadilan dalam Pemerintahan Islam Masa Nabi Saw. Dan Khulafaur Rasyidin”, disampakan pada diskusi Dosen Fakultas Dakwah Walisongo Semarang pada tanggal 23 Oktober 1996.

48. Menulis makalah “Nabi Muhammad Saw sebagai Pemimpin Gerakan Dakwah di Makkah”, disampakan pada diskusi Dosen Fakultas Dakwah Walisongo Semarang pada tanggal 17 September 1996.

49. Menulis makalah “Ontologi Dakwah Sebuah Kajian Filsafat Dakwah”, disampakan pada diskusi Dosen Fakultas Dakwah Walisongo Semarang pada tanggal 6 Agustus 1996.

50. Menulis makalah “Laboratorium Dakwah dalam Perspektif Kurikulum Fakultas Dakwah 1995”, disampakan pada diskusi Dosen Fakultas Dakwah Walisongo Semarang pada tanggal 15 Juli 1996.

51. Menulis makalah “Dakwah Sebagai Ilmu Sebuah Kajian Epistimologi Islam dan Struktur Keilmuan Dakwah”, disampaikan pada pertemuan Pakar Ilmu Dakwah dan Dekan Fakultas IAIN se-Indonesia, Medan 18-20 Juni 1996.

52. Menulis makalah “Pola Ilmiah dan Relevansinya dengan Orientasi Perkuliahan dan Kegiatan Pengembangan Fakultas Studi Islam”, disampaikan dalam diskusi Dosen Fakultas Studi Islam Universitas Djuanda Bogor, 20 April 1996.

53. Menulis makalah “Parameter Epistemologi Islam”, disampaikan dalam seminar Epistemologi Islam di IAIN Raden Intan, Lampung 30 Desember 1995.

54. Menulis makalah “Dakwah sebagai Ilmu Lintas Disiplin”, disampaikan pada Simposium Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga 1995.

55. Menulis Sistem Manajemen Laboratorium Dakwah, Buku Panduan Pelatuhan Laboratorium Dakwah Dosen-Dosen Fakultas Dakwah IAIN Alaudin Ujung Pandang dengan 17 Subjek kajian yang disampaikan pada 18-22 September 1995.

56. Menulis makalah “Materi dan Metode penyajian disiplin Dakwah Islam dalam Kurikulum IAIN 1995”, disampaikan dalam orientasi kurikulum nasional dan topik intinya DIPERTA DEPAG RI, 18 Mei 1995.[5]

Karya-karya Amrullah Ahmad tersebut pada umumnya ditujukan pada dua kelompok sasaran. Pertama, kelompok dai yang sedang melakukan penyiaran Islam. Kedua, kelompok mad’u atau audien yang sedang aktif dalam mencari pentunjuk.

Sebagai seorang aktifis dakwah beliau juga sebagai da’i. Aktifitas dalam mendalami bidang dakwah dimulai sejak tahun 1979, setelah selaesai meyelesaikan studi sarjana ilmu dakwah di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dan sarjana filsafat di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Berbagai karya sudah banyak dituliskannya dalam buku dan makalah, yang banyak dijadikan rujukan bagi aktifis dakwah dalam mengambangkan dakwah islam di Indonesia pada khususnya.

Dalam melanjutkan pendalaman tentang dakwah beliaupun akhirnya masuk pasca sarjana IAIN Sarif Hidayatullah Jakarta, yang sekarang berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2000. beliau menyelesaiakan gelar doctor pada tahun 2008. Sampai sekarang beliau masih aktif dalam bidang dakwah dan sosial kemasyarakatan. Dan menjabat sebagai sekertaris MUI Pusat Jakarta.

Motif beliau yang sejak tahun 1979 adalah aktifis jogjakarta sekarang menjadi aktifis Jakarta, adalah melihat bahwa Jakarta ini pusat dari segala kema’rufan dan kemunkaran dan mungkin kalau dari sisi kemunkaran barangkali lebih besar di Jakarta. Sehingga di dalam memahami masalah masalah dakwah di Jakarta ini lebih tajam karena batas antara ma’ruf dan kemunkaran ini begitu nyata di Jakarta, karena dakwah pada hakekatnya adalah mengupayakan supaya ajaran Islam atau sistem Islam ini bisa terwujud dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan keluarga.

Karena itu dimensi dari dakwah yang begitu luas ini akan nampak pandangannya dan juga akan nampak jawabannya, ketika kita hidup di dalam masyarakat yang berpolitan, yang secara politik menjadi pusat kegitan politik dan secara bisnis menjadi pusat kegiatan bisnis dan dari secara dakwah menjadi pusat kegiatan dakwah amar ma’ruf nahyi munkar dalam rangka menjunjung masyarakat Islam secara bersama-sama mewujudkan Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena tujuan dakwah adalah memang mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi saksiah, keluarga usrah kelompok, toifah jama’ah masarakat /ijtima Negara atau daulah sehingga terwujudkan suatu tatanan didepan yang sepenuhnya yang berdasarkan sariah, itulah dakwah!, apabila dakwah jika tujuannya tidak kesana berarti kita tidak bisa menyusun target lingkungan dan itulah yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw sejak dari Mekah sampai di Madinah yaitu membangun pribadi yang mulia keluarga yang sakinah dan masarakat yang mempunyai itongah terhadap pemimpin dan sanggup membangun sebuah bangsa dan Negara dimana Rasulullah Saw yang sesungguhnya adalah da’i agung, sebagai kepala Negara dan segaligus sebagai Nabi.[6]

Karya-karya beliau juga berdasarkan pada perubahan sosial yang dimana menentukan arah konsep dalam berdakwah dan sebagai ilmu, yang mana untuk bisa mengetahui secara objektif kebutuhan antara dakwah dan realitas sosial, realitas masyarakat realitas ekonomi, realitas lingkungan kita harus menemukan suatu pendekatan terlebih dahulu dakwah itu posisinya dimana lebih jelas berbagai macam lingkungannya ternyata dari kacamata dakwah hanya ada dua, pertama pandangan kita satu dakwah mampu mampu mengarahkan perubahan sosial, mampu mengarahkan masyarakat, mampu mngarahkan ekonomi dan politik atau yang kedua nasib dakwah dipengaruhi dan diarahkan oleh masyarakat kehidupan politik ekonomi, kehidupan-kehidupan lain.

Secara idiologi misi dakwah adalah untuk mengubah dan mengarahkan masyarakat. Oleh karena itu, sebelum kita membangun dakwah sebagai ilmu.. Berangkat dari awal penelitian kita perlu ada satu konstruk keilmuan dakwah dalam kaitan dakwah sebagai ilmu, ataupun dalam kaitnnya dengan pengembangan jurusan atau studi atau program di dalam lingkungan perguruan tinggi. Sebab kalau dakwah sebagai ilmu tidak terkonstruk dengan jelas maka akibatnya dakwah tidak memiliki tool analisis (alat analisa) yaitu untuk memaknai perubahan-perubahan sosial, perubahan-perubahan dakwah di dalam kehidupan yang nyata di masyaratak. Pengembangan dakwah sebagai ilmu ini pertama-tama kita mengggunakan teori pendekatan sistem dan kemudian meggunakan pendekatan epistimologi system. Sebab tanpa pendekatan epistimologi maupun system, kita akan mengalami kesulitan mengenai batas-batas ilmu dakwah dan mana ilmu lain atau lebih sepesifik lagi mana batas dakwah mana batas kehidupan politik ekonomi. Oleh karena itu perlu ada pendekatan epistimologi dan pendekatan sistem untuk pengembangan dakwah. Dari sanalah maka diharapkan kedepan kita banyak melakukan penelitian-penelitian yang terkait dakwah sebagai ilmu bermula dari dakwah sebagai aktifitas. Kalau dakwah sebagai aktifitas sudah kita pahami lalu untuk bisa mengembangkan keilmuannya. Maka dengan demikian, kita harus punya format dakwah sebagai ilmu.[7]


D. Kondisi Sosial Politik Penulisan Karya Amrullah Ahmad

Pada tahun 1983 kondisi sosial politk itu totaliter, tahun 1983 buku “Dakwah dan Perubahan Sosial” dimana rezim Soeharto begitu menekan kehidupan dakwah di Indonesia. Dakwah, gerakan dakwah yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah mereka akan diamati, diawasi bahkan mungkin kalau Soeharto bisa mengkritisi dituduh sebagai anti pancasila.

Padahal yang dilakukan hanya menerapkan amar ma’ruf nahyi munkar, ingin ikut meluruskan keadaan masyarakat yang sudah menyimpang jauh dari kesepakatan-kesepakatan dasar sebagai bangsa dan sebagai warga Negara, yaitu situasi ketika buku Dakwah Islam dan Perubahan Sosial muncul tahun 1983 itu. Karena itu merupakan suatu hasil pertemuan tokoh para ulama dan tokoh dakwah Nasional, yang kami desain sedemikian rupa dan mereka memberikan kontribusi dan pemikiran yang sangat jelas terhadap Dakwah Islam dan Perubahan Sosial tadi? Itu kita potret sedemikian rupa pada saat kekuatan Soeharto masih sangat kokoh pada waktu itu. Dan Gerakan dakwah diawasi oleh intelejent dimana-mana sampai ke kampus di masyarakat di masjid dan lain-lain.

Kemudian, Keilmuan Dakwah ini dalam kondisi karena dakwah sepertinya tidak berdaya, karena mendapat tekanan kuat dari militer atau oleh karena itu kami berkeyakinan keluar dari desain keilmuan, supaya dakwah mampu mengantisipasi perubahan sosial yang tak terduga. Dan kita punya strategi kedepan jangka panjang supaya bisa mengantisipasi perubahan, kerena selama ini dakwah selalu menjadi korban sebuah sekenario tidak pernah kita punya sekenario, baik kedepan masyarakat akan kita ubah. Yang terjadi adalah bagaimana dakwah antara lain yang akan diubah oleh satu sistem yang sudah berjalan. Oleh karena itu perlu penguatan keilmuan dakwah sehingga kita kaya akan metodologi, kaya akan teori dan juga kaya akan tool analisis alat analisa di dalam memahami pengembangan dakwah.[8]



[1] M. Aunul Abied, Islam Garda Depan, (Bandung: Mizan), 2001 hal. 218.

[2] Amrullah Ahmad, Curiculum Vitae (tidak di publikasikan), Jakarta Februari 2010.

[3] Amrullah Ahmad, Biografi (tidak di publikasikan), Jakarta: Februari 2010

[4] Amrullah Ahmad, Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Gema Insani Press), 1996. (Biografi Penulis)

[5] Amrullah Ahmad, Curiculum Vitae (tidak di publikasikan), Jakarta Februari 2010.

[6] Wawancara dengan Amrullah Ahmad, Selasa 01 Juni 2010 di Jl. Proklamasi Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat.

[7] Wawancara dengan Amrullah Ahmad…

[8] Wawancara dengan Amrullah Ahmad, …

1 komentar:

  1. apakah skripis sudah dlm bentuk jurnal dan bisa diakses online? mohon bantuan. skripsi biografi amrullah mendukung referensi makalah saya. terima kasih..

    BalasHapus